Ganti Menteri, Ganti Prestasi ?


Penilaian publik mengenai kinerja pemerintah SBY dalam Kabinet Indoesia Bersatu jilid II begitu beragam.

Namun, dalam dua kali periode memimpin NKRI belum pula menunjukkan sinyal pasti atas kesejahteraan rakyat Indonesia, meskipun cita-cita pemerintah terangkum dalam program kerja yang begitu ‘menggairahkan’.

Menteri-menteri sebagai “barisan pengawal” Presiden dalam merealisasikan program kerja pun, belum maksimal dan menyentuh kepentingan publik secara komprehensif. Itu tak terlepas dari kinerja sehingga mereshuffle kabinet pun dicoba untuk mencari keberuntungan dengan dalih kepentingan publik.

Beberapa pengamat dan kalangan Akademisi pun mempertanyakan efektivitas dari ‘ritual’ reshuffle yang di gelar. Wacana mengenai perombakan menteri dalam kebinet cukup lama berhembus namun belakangan ini semakin serius dan hangat.

Tudingan demi tudingan terhadap pemerintah yang dianggap tak becus dalam mensejahterakan rakyat, menjadi acuan Presiden SBY untuk memanfaatkan momentum dan hak Prerogratifnya untuk membuktikan bahwa pemerintah serius untuk menyikapi nasib negeri ini, termsuk beragam patologinya!

Apakah pergantian menteri menjadi jaminan peningkatan prestasi dan kinerja sang presiden beserta jajarannya dalam pemerintahan? Bagaimana dengan kepentingan politik partai berkuasa di balik agenda pergantian para menteri? Apakah tidak lebih dan kurang sebagai pembagian jatah kue kekuasaan semata? Secara formal di media dengan gagah pemerintah mengatakan bahwa tujuan perombakan menteri jelas untuk meningkatkan kinerja dari kementerian bersangkutan.

Tentunya pergantian menjadi hal yang mubazir jika melahirkan menteri dengan kinerja yang tidak lebih baik dengan sebelumnya. Malah hanya menjadi beban negara dan menambah masalah dinegeri ini.

Bukan pergantian yang menjadi masalah, bukan masalah pula siapa yang layak untuk duduk di posisi nomor satu di kementrian bersangkutan, itu semua hak Presiden. Sebagai rakyat biasa, tentunya kita hanya bisa menaruh harap bahwa pilihan Bapak Presiden adalah tepat.

Bukan malah sebagai komoditas politis yang tidak ingin kalah dengan komoditas lainnya. Selain itu, perombakan tersebut pun diyakini belum mantap dan matang, terlalu berlarut-larut, seakan terpenjara oleh kekuatan dan tawar-menawar politik dari rival. Padahal di luar reshuffle, masih banyak masalah bangsa yang lebih memerlukan perhatian dan penyelesaian mendasar dari sekadar memenuhi hasrat kekuatan politik tertentu dalam kabinet.

Semoga saja pasca reshuffle, penggunaan APBN betul-betul tepat. Diperlukan kebersamaan antara pemerintah dan berbagai pihak untuk bekerja sama demi kepentingan rakyat sehingga kebijakan penganggaran tepat sasaran dan sesuai momentum. Selain itu, para menteri mesti benar-benar bertanggung jawab, lebih fokus pada pekerjaannya. ”Jangan menjadi beban pemerintah, jangan menjadi beban Presiden” kata SBY.

Dan jangan hanya mengebiri lebih banyak persoalan bangsa bahkan lebih membebani anggaran negara. Ganti menteri yang dilakukan semoga mampu mempengaruhi prestasi pemerintah, bukan sebaliknya!

sumber foto disini

About awitara

saat ini masih sebagai mahasisa aktif di salah satu perguruan ringgi negeri di Bali. kegiatan sehari-hari ngeliput kegiatan mahasiswa, koz aktif di pers mahasiswa dan mengasuh terbitan majalah "brahmastra". selain itu, saya juga menyukai banyak hal tentang TI . suka menulis., membaca, nge-blog, diskusi , jalan-jalan dan berbagai hal yang menyenangkan. isi dalam blog saya ini rata-rata kumpulan artikel tulisan yang pernah di terbitkan di koran lokal maupun nasional. ya, itung-itung berbagi informasi dan sambil belajar nulis.

Posted on 21/10/2011, in Politikus Moeda and tagged , , , . Bookmark the permalink. 13 Comments.

  1. buat w mah ga ngefek gonta ganti mentri….. kecuali mentri nya w 😛

  2. thks dah mampir,

    setiap org memiliki pandangan sendiri2. ..termasuk Anda 😉

  3. harapannya sih meningkatkan prestasi, pasti itu. Presiden kan juga punya rencana dan strategi. Cuman ya tunggu aja bagaimana hasilnya. Kita Tinggal menilai hasil kinerja mnteri yang baru. Penilaian itupun biasanya subjektifitasnya tinggi, kalau menguntungkan diri biasanya dinilai bagus, kalau merugikan diri pasti dinilai jelek. silakan aja.

  4. to manacikamura= yang peru dipertanyakan apa rencana presiden sesungguhnya dan untuk apa strategi yang dia buat??

    SALAM

    silahkan mampir ke artikel saya http://entertainmentgeek-jimmy.blogspot.com/2011/10/dari-mana-datangnya-mimpi.html

  5. Wah…malah ganti menteri jadi tambah kacau menurut saya…

  6. Jamal Rahmat : kurang lebihnya seperti itu, kita tunggu saja aksi elite di senayan sana bos…

    salamkenal…

  7. SBY itu penggemar sepakbola. Dia merasa pergantian sejumlah pemain itu perlu dilakukan sebelum 90 menit pertandingan usai.

  8. Abed Saragih

    Kunjungan lagi ke blog ini… hehehe 🙂
    ditunggu kunjungan dan komentar baliknya 🙂
    salam persahabatan 🙂

  9. @nandobase: Yah, itulah SBY, ia (mungkin ) tahu pemain yang tidak pantas lagi untuk melanjutkan permaian, meskipun pada akhirnya menuai kekalahan, yg berujung pada kekecewaan supporter(publik) 🙂

  10. reshuffle itu semacam dance ya? *komentar bodoh*

  11. @missdestiana: ya, kurang lebihnya seperti itu, namun ia “bergoyang” diinstrusikan oleh pimpinannya 🙂

  12. haiii…salam kenal yaa…thanx

  13. salam juga, makasi atas kunjungannya 🙂

Leave a comment