Gayus Generasi Baru


Kisah Gayus Tambunan memang tak pernah ada matinya. Namanya tenar, ketika rekening gendutnya membengkak penuh dengan koin-koin rupiah. Kesejahteraan melimpah ruah dalam keluarganya, berkat aksinya yang licin. Tumpukan  materi di usia muda membawanya kejalan yang berbeda saat ini, hukum menghadang dan mengadili semua itu.

Impas sudah. Seorang PNS dengan  pangkat  III A tersebut saat ini  mempertanggungjawabkan segala perbuatannya. Di pengadilan ia mencoba berkicau dengan mengungkapkan pejabat yang ikut “berkontribusi” dalam aksinya tersebut sampai sekarang pun belum juga mencapai titik temu yang jelas.

Fenomena  sejenis Gayus belakangn ini pun muncul kepermukan lagi. Pusat Pelaporan Transaksi dan Analisi Keuangan (PPATK) menemukan sejumlah rekening Pegawai Negeri Sipil (PNS) bernilai miliaran rupiah. Jumlah rekening mencurigakan tersebut diduga berasal dari hasil praktik kotor, korupsi.

Mengejutkan memang! Hasil penulusuran PPATK menemukan ada 10 pegawai negeri sipil berusia muda yang memiliki rekening miliaran rupiah, jauh dari gaji dan pendapatan resminya. Ini membuktikan lagi-lagi, menandakan ketidakberesan  birokrasi negeri ini. Korupsi, ulasan topik hangat sepanjang dekade  ini semakin menguat saja.

Tokoh muda sebagai aktor dalam aktivitas menjarah uang rakyat bukan hal yang tabu lagi. Dengan memanfaatkan posisi strategis yang dimiliki, sehingga leluasa memanfaatkan ruang gerak untuk menambah penghasilalan dengan jalan abnormal.

Percaya atau tidak, korupsi masih saja menjadi primadona di kalangan elite tercinta di negeri ini. Selain  ingin mendapatkan kepuasan harta yang melimpah dengan instan, juga bisa melejit mendadak popular dengan praktik korupnya, dalih pengalihan isu pun semakin kencang berhembus. Namun sangat disayangkan, satuan  PNS lagi-lagi  mendapatkan cobaan yang berlipat ganda. Sehingga menambah daftar buruk di mata publik.

Prilaku “Gayus baru”, ternyata belum usai untuk mengoyak profesi  kehormatan PNS. Citra buruk yang  (lagi) menempel di kulit luar tersebut, tentunya akan merambah kedalam dan menggrogoti hingga habis. Aktor korup yang menjelma seperti itu akan  terus beraflisiasi dan berkembang subur, sebelum pemerintah tegas dan serius menindak lanjuti aksi yang memiskinankan rakyat di negeri ini .

Yang Muda Yang korupsi

Yang muda yang korupsi. Itulah intisari yang dapat kita petik dari praktik korup yang dilakukan oleh para PNS muda dengan penghasilan puluhan hingga milyaran rupiah perbulan. Amat disayangkan , jiwa dan gelora muda yang seyogyanya  masih hangat dengan  idealis, nyatanya terpinggirkan oleh pandangan pragmatis dengan dalih materi yang melimpah.

Jiwa muda yang seharusnya getol untuk berjuang menumpas rantaian mata korupsi, malah menjadi inisiatornya.  Posisi strategis (PNS) untuk merombak birokrasi yang carut marut malah diperparah dengan aksi gelap yang memalukan.  Pemuda adalah harapan dan tunas bangsa, bukan tunas baru koruptor!

Gaya hidup pemuda yang cenderung hedonis tampaknya dapat dijadikan salah satu alasan pemicunya. Tergiur uang haram yang dapat dengan mudahnya mereka dapatkan.  Lebih disayangkan lagi, beberapa rekening miliaran rupiah yang dijumpai di tubuh PNS   di tanamkan pada rekening anak-anak mereka yang masih sekolah, hasil money laundring. Ini tentunya  merupakan cerminan orang tua yang mengajarkan anak belajar korup sejak dini.

Pendidikan korup yang berakar dari tunas-tunas kecil generasi bangsa ini malah di dukung oleh orang tua sebagai pimpinan keluarga. Apakah ini bukti  dan output pendidikan Indonesia yang acapkali di  “rampas” oleh golongan tertentu yang berujung pada korupsi?

Sebuah dilema, jika semakin banyak lahirnya Gayus-gayus sesuai dengan tingkatan  usia, baik  dari balita, anak-anak, remaja, hingga dewasa lengkap dengan rekening puluhan atau bahkan ratusan milyaran juta. Maka  bagaimana bangsa ini kedepannya? Hutang semakin membengkak di tambah tikus-tikus berdasi yang semakin menggurita.

 

sumber foto: matanews.com

About awitara

saat ini masih sebagai mahasisa aktif di salah satu perguruan ringgi negeri di Bali. kegiatan sehari-hari ngeliput kegiatan mahasiswa, koz aktif di pers mahasiswa dan mengasuh terbitan majalah "brahmastra". selain itu, saya juga menyukai banyak hal tentang TI . suka menulis., membaca, nge-blog, diskusi , jalan-jalan dan berbagai hal yang menyenangkan. isi dalam blog saya ini rata-rata kumpulan artikel tulisan yang pernah di terbitkan di koran lokal maupun nasional. ya, itung-itung berbagi informasi dan sambil belajar nulis.

Posted on 13/12/2011, in Politikus Moeda and tagged , , , , . Bookmark the permalink. 7 Comments.

  1. yang muda yang korupsi, miris!
    itulah sebabnya saya ga mau jadi PNS. maunya jadi wiraswasta aja. hehe

  2. sulunglahitani : hahaha…baguslah kawan, kalau berwirausaha kan mampu menyerap tenaga kerja, di banding jadi PNS, cuma bisa jalan ditempat aja …lanjut 🙂

  3. Pemuda anti korupsi, harus sering- sering nulis soal KKN gan, apalagi di BAli, KKN sangat merajalela. Bangsat Korupsi

  4. OOpss,itu tugas kita semua sebagai generasi muda, kalau bukan kita siapa lagi,kalau bukan sekarang kapan lagi….
    salam kenal 🙂

  5. Satu kata buat PNS yg gak bener : BANGSAT !!!

  6. Wah, makasih banget atas artikel dan sharing ilmunya, sangat bermanfaat bagi saya. Saya tunggu posting bagus berikutnya, sekali lagi terima kasih atas sharing ilmunya, salam sukses

  7. Sy idem dengan mas sulung, pns saja masuk dengan sogokan, jadi apa negeri ini? kayaknya semakin salah atur negeri ini jangan sampai ada musibah besar menimpa karena bejatnya ahlak

Leave a comment