Refleksi Awal 2012: Kuta, Kiss, dan Polantas


Tit…tit…tit…

Suara klakson beriringan berbunyi.

Seolah saling sahut menyahut

Suasana malam itu sangat berbeda seperti biasanya. Lalu lalang kendaraan roda dua dan empat begitu padat. Bahkan mengular hingga puluhan meter. Terdiam sejenak, pengendara nampak pongah mencoba untuk megulang kembali suara klakson tersebut, yah tanda-tanda tak sabar.

Malam itu adalah malam  terakhir yang masih termasuk dalam pengujung tahun 2011.  Malam dimana perayaannya selalu meriah diakhir Bulan Desember. Setiap Negara di belahan benua merayakan penuh dengan suka cita. Yah, malam tahun baru.

Sambutan yang special untuk tahun naga pada 2012. Mata saya tertuju pada langit diatas yang begitu meriah. Begitu menawan. Bertabur warna seperti pelangi, percikan sinar kecil rapi dan merampat, muncrat kemana-mana.

Bentuknya pun bervariasi dari yang tertata indah sampai yang tak karuan. Semunya berpadu dari kejauhan, nampak Indah. Diselengi  letupan mengagetkan.

Duarrr…duarrr….duarrr…

Itulah salah satu euforia warga Denpasar merayakan seremonial tahunan yang mendunia tersebut. Apalagi, Bali salah satu objek wisata mengoda di Indonesia, tak heran jika banyak orang “aneh” yang bisa kita temukan di pulau seribu Bule ini.

Malam itu benar-benar mengagumkan. Yah, saya kagum melihat wisatwan yang bukan hanya dari manca negara saja, wisatawan  lokal pun ikut andil memeriahkan malam tahun baru. Iringan hujan yang megguyur pada malam itu, bukan lagi penghalang, melainkan satu kesatuan dari akbar tanunan tersebut. Rela basah-basahan hanya untuk menanti pergatian tahun malam itu.

Kuta

Dua Wisatawan tersebut nampak memperbincangkan 'sesuatu' di salah satu Bar Kuta, semua mata tertuju pada lansia tersebut 🙂

Tak hanya di pusat kota Denpasar,  jalur Kuta-Legian  tak kalah macetnya. Barisan kendaraan berjejer rapi nampak dari kejauhan . Untunglah mereka yang menggunakan sepeda motor, bisa menggunakan  jalur kiri-kanan sesuka hati tanpa banyak perhitungan matang.

Yang penting bisa nyalip, itu sudah lebih dari cukup.   Di satu sisi tentu  di butuhkan skill khusus untuk menghadapi alur lalu lintas yang kacau balau model seperti itu.

Nampak di trotoar sekumpulan anak muda berjigrak-jikrik lengkap ditemani minuman beralkohol, entah sekian persen. Saya tak sedetail itu memperhatikannya. Lengkap dengan  cemilan favorit.

Alunan musik pun tak jelas, antara disko atau  rock, asalkan suara keras dan menjadi pusat perhatian para pengendara yang lewat itu sudah cukup bagi mereka.

Mungkin itu salah satu cara mereka untuk merayakan malam tahun baru yang acapkali berbau hedonis dan merepotkan team kebersihan pasca tahun baru.

Tak apalah, toh dibayar Negara juga ! Yah, mungkin itu kira-kira penilainnya.

Dan yang membuat malam itu unik adalah  ketika menyaksikan cewek bule berdiri diatas mobil Avansa Silver yang dikendarai oleh om-om bule bersama kawannya. Mukanya memerah, satu temannya tepar tak berdaya diats mobil sambil melambaikan tangan bak miss universe.

Semua yang melihat berteriak. Khusunya bagi kaum lelaki.  busana yang  mereka kenakan begitu minim dan  sensual.

“Happy new year all,” katanya di dahapan semua pengendara yang menyaksikan tingkah konyolnya. Yah,konyol namun memikat bagi penikmat yang live menyaksikannya.

Kiss & Polantas

Malam itu benar-benar jalur panai kuta begitu tak karuan. Aturan lalu lintas untuk malam itu tak berdaya sedikit pun. Memang benar sih, konon “aturan untuk dilanggar “. Pernyataan tersebut tak terpatahkan sedikit pun, Traffic light tak ada fungsinya, begitu puan jalur hijau bebas parkir, di jejeli kendaraan bermotor.

Polantas (Polisi lalu Lintas ) malam itu pun tak berkutik banyak. Perangkat negara ini harus takluk pada ribuan manusia yang memadati Kuta saat itu. Menuju pantai, banyak yang memilih alternatif untuk berjalan kaki. Pilihan yang bijak, karena kondisi yang tidak memungkinkan.

Gerak-gerik Polantas tak banyak, mereka tak lebihnya bagian dari peserta yang datang mengunjungi pantai Kuta malam itu untuk menyaksikan malam pergantian tahun. Namun dibedakan dengan seragam dan kendaraan yang digunakan. Adegan menghebohkan bagi orang Indonesia disaksikan saat detik-detik pergantian tahun.

Sebuah bar dekat Pantai Kuta yang dikerumuni oleh para bule ditemani dengan minuman keras, diselingi kepulan asap rokok keluar dari mulut mereka. Dengan ramah mereka bersalaman dengan warga setempat yang lewat, mengucapkan  selamat tahun baru dan embel-embel lainnya.

Bergaya apa adanya : Participant of New Year

Mereka nampak happy tanpa beban. Menebar  senyum yang indah dan menwan, warga yang melihatnya pun hanya bisa tertawa dan ada yang membalas dengan lambaian ringan. “Lihat diatas, apa yang mereka lakukan,”ungkap pengunjung malam itu, medok khas dialeg  Jawanya.

Ia tertawa dengan teman disampingnya sambil menikmati kerumunan manusia yang begitu buaanyak… Ternyata nampak seorang lanjut usia (bule) menikmati musik sambil  makan malam, sembari berdansa dilengkapi dengan agenda kiss yang begitu menawan.

So sweat !

Malam itu saya pun cukup kagum melihat seusia mereka yang harus menontonkan adegan ciuman, yang bagi orang Indonesia nggak banget di usia seperti itu. Namun itulah realitasnya. Ia begitu menikmatinya,  enjoy.

Bukan hanya para lansia tersebut, hal serupa  lumrah ditemukan sepanjang jalan menuju Kuta. Mulai dari Mobil hingga di tengah keramain, semuanya berjalan alami tanpa gangguan. Dan, “korbannya” orang lokal sendiri.

Ada yang memaki dengan halus lengkap dengan senyum seolah senang menyaksikan, ada yang hanya terdiam tak berkutik menikmati adegan yang diperankan oleh para bule dengan pasangan meraka masing masing: Kiss!  

About awitara

saat ini masih sebagai mahasisa aktif di salah satu perguruan ringgi negeri di Bali. kegiatan sehari-hari ngeliput kegiatan mahasiswa, koz aktif di pers mahasiswa dan mengasuh terbitan majalah "brahmastra". selain itu, saya juga menyukai banyak hal tentang TI . suka menulis., membaca, nge-blog, diskusi , jalan-jalan dan berbagai hal yang menyenangkan. isi dalam blog saya ini rata-rata kumpulan artikel tulisan yang pernah di terbitkan di koran lokal maupun nasional. ya, itung-itung berbagi informasi dan sambil belajar nulis.

Posted on 09/01/2012, in Bali Kini and tagged , , , , , . Bookmark the permalink. 8 Comments.

  1. wow … kiss agaknya telah menjadi “tradisi” orang2 bule. bener2 bisa jadi tontonan gratis di awal tahun, mas, hehe ….

  2. @sawali: kurang lebihnya seperti itu, tontonan yang ‘menggelikkan’ juga he… 🙂

  3. Abed Saragih

    izin menyimak mas 🙂

    http://www.disave.blogspot.com

    Salam Persahabatan.

  4. monggo mas 🙂

  5. Benar-benar dunia terasa hanya milik ‘mereka’ 🙂

  6. saya mah menikmati malam tahun baru kemaren dirumah saja sop.. semua sahabat dan keluarga kumpul, trus bakar ayam dan jagung.. dan tidak ada adegan kiss apalagi polantas yang menjaga.. hahahaha

  7. ipras: Itu memang dunia ‘mereka’, 🙂
    Dhenok : enakan kayak gitu, enak tuh ayamnya …:)

Leave a comment